Jakarta (30/1) - Keberadaan Integrated Supply Chain (ISC) saat ini masih disorot oleh publik. Direktur Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaean menilai, saat ini tidak ada keterbukaan dari ISC terkait volume crude yang akan diimpor, siapa peserta tendernya, dan apa saja syarat yang ditentukan.
"Jika masih tertutup seperti ini, artinya tidak ada perubahan sama sekali menjadi bukti sah dugaan kita selama ini bahwa sekarang hanya memindahkan tempat bermain mafia dan pergantian mafia minyak dr mafia di petral ke mafia di ISC. Daniel Purba seharusnya membuka semuanya ke publik, jangan ditutupi supaya publik bisa mengawasi," ujarnya.
Meski sebetulnya di luar keterbukaan informasi itu, lanjut Ferdinand, yang sangat penting juga adalah merubah pola pengadaan minyak. Baiknya Pertamina tidak menenderkan kepada trader, karena trader adalah mafianya.
"Mestinya Pertamina mengundang pihak-pihak yang punya ladang minyak (produsen) untuk ikuti proses tender pengadaan crude, sehingga persaingan harga antara produsen yang diundang akan memberikan kita harga yang murah. Beda bila lewat trader, pasti harganya lebih mahal karena mereka akan mengambil margin lebih lagi. Inilah harusnya yang dilakukan, tender terbatas bagi produsen minyak bukan tender kepada trader. Ini keliru dan justru akan menciptakan mafia," tambahnya.
Terkait dengan Sonangol, ISC juga dinilai harus secara transparan terbuka kepada publik. "Mengapa itu tidak lewat tender? Apa ada perlakuan khusus? Tapi saya mendukung Pertamina langsung beli minyak ke produsen bukan lewat trader. Yang penting terbuka dan jujur ke publik. Seperti Sonangol, kami dapat info bahwa kualitas minyaknya tidak begitu bagus. Artinya, jika begitu harganya tentu harus lebih murah dari harga minyak biasanya. Tolong ISC terbuka tentang ini. Jangan ditutupi terus supaya kepercayaan publik bisa didapat," papar Ferdinand.
source:FASTNEWS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar