Jumat, 06 Februari 2015

Tender Minyak Mentah Pertamina Dipertanyakan


JAKARTA - Transparansi tender minyak mentah oleh Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina dipertanyakan. Sejumlah pihak menilai, pelaksanaan proyek tersebut terkesan ditutup-tutupi.

Direktur Eksekutif Indonesia Mining and Energy Studies (IMES), Erwin Usman mengatakan, Kementerian ESDM dan ISC Pertamina perlu menjelaskan lebih lanjut proses tender minyak mentah itu. Termasuk, impor dari Sonangol.

"Terutama, isi perjanjian kerja sama, model kerja sama, serta untung rugi bagi negara dengan pola kerja sama bisnis tersebut," ujar Erwin dalam keterangan resminya kepada wartawan, Kamis (29/1) kemarin.

Seharusnya, kata dia, Menteri ESDM, Dirut Pertamina, dan Tim Reformasi Tata Kelola Migas memenuhi janji mereka soal transparansi pelaksanaan proyek-proyek minyak negara. Namun, dalam proyek ISC itu, dia menilai terkesan ditutupi dari publik.

"Transparansi ini sangat penting bagi publik untuk disesuaikan dengan keterangan otoritas Menteri ESDM atau ISC Pertamina sebelumnya. Misalnya, terkait besaran diskon pembelian, kemampuan memenuhi kuota minyak, serta pihak-pihak yang dilibatkan dalam perjanjian," sambungnya.

Jika tidak transparan, ia khawatir, proyek itu justru hanya akan merugikan negara dan menguntungkan pihak-pihak tertentu. "Termasuk di dalamnya menjelaskan apa dan bagaimana peran ISC dalam urusan bisnis ini. Karena, jika itu diabaikan, artinya spirit Nawacita, Trisakti dan Revolusi Mental diabaikan," tandasnya.

Tak hanya pengamat, sorotan mengenai pelaksanaan tender minyak mentah ISC Pertamina juga datang dari parlemen. Anggota Komisi VII DPR Iskan Qolba Lubis menganggap. tender periode April 2015 dalam pemenuhan kilang pengolahan sangat tidak terbuka. Bahkan, dia menyebut pemenang lelang proyek itu belum diumumkan. 

"ISC yang juga unit dari Pertamina sebagai corporate publik agar melakukan transparansi dalam tender ini. Dipaparkan semua ke publik. Enggak usah ditutup-tutupi," ungkapnya.

ISC Pertamina, kata dia, harus melaksanakan undang-undang dan standar operasional yang berlaku di Indonesia. Selain itu, dia menyatakan, siap menerima laporan jika memang ada pihak yang dirugikan atas proyek tertutup itu.

"Kami tunggu laporan masyarakat tentang dugaan tindakan tidak transparannya ISC Pertamina. Kami bisa menindaklanjutinya," tegas Iskan.

Seperti diberitakan sebelumnya, ISC Pertamina sudah melakukan Tender Pengadaan Impor "Crude Oil" pada Kamis 22 Januari lalu. Banyak pihak menduga, ada conflict of interest dalam pelaksanaan lelang tender ini, sehingga proyek ini terkesan ditutup-tutupi. 

source:kaltimpost.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar