KE - Pengamat ekonomi energi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng mengungkapkan tender minyak mentah PT Pertamina terus menuai kritik dari berbagai kalangan. Hal ini disebabkan tak kunjung diumumkannya siapa pemenang tender tersebut dan tidak transparannya proses tender yang dilakukan Pertamina melalui Integrated Supply Chain (ISC) tersebut.
Dengan tidak dibeberkannya ke publik jenis minyak apa saja yang diimpor, berapa harga yang ditawarkan, siapa saja peserta tender, dan apakah mereka trader atau langsung penghasil minyak.
"Dalam hal ini saya menangkap gelagat pemerintah yang hendak menjadikan BUMN sebagai lahan bancakan, khususnya Pertamina," katanya. seperti dikutip dalam Sindonews.com
Dugaan itu kemudian diperkuat dengan pembentukan Tim Reformasi Tata Kelola Migas oleh Menteri ESDM Sudirman Said yang setelah dibentuk tim tersebut langsung mengumumkan perubahan Petral.
Salamuddin mengatakan, tujuan pengkerdilan Petral hanya untuk mengganti importir yang kabarnya memiliki kedekatan dengan penguasa. Tidak diumumkannya pemenang tender dan proses tender yang tidak transparan, pihaknya menilai pemerintah telah mengabaikan prinsip good corporate governance (GCG).
source:kabarenergi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar